Ikhlas adalah satu kriteria untuk menetapkanditerima atau ditolaknya amal ibadah seseorang dari umat yang mengaku telah Islam dan telah beriman. Kita cukup mengetahui satu prinsip saja, yaitu bahwa Iman ialah kepercayaan kepada Allah dan Islam ialah satu ketundukan dan kepatuhan kepada Allah. Maka semua tindak dan gerak, semua kata dan perbuatan, semua amal dan ibadat seseorang Muslim dan Mukmin, haruslah karena Allah belaka, lantaran hendak mencari mardhatillah semata.
Allah hanya menginginkan, kiranya niat dan maksud tujuan hambaNya berkata dan berbuat hendaklah karena Ia saja, jangan karena yang lain. Ini saja yang dikehendaki Allah, yang lain tidak dimintaNya. Jangan menyekutukan Allah dengan yang lain, dalam bentuk apapun. Sebab keMAHABESARANNya jangan sampai disaingi oleh apapun dari makhluk yang diciptakannya sendiri..
Oleh sebab itulah, maka ikhlas ini menjadi alat penentu bagi amal dan ibadah seorang mukmin. Dan siapa saja yang benar-benar ikhlas, cuma Allah sajalah yang mengetahuinya, kendatipun semua ini bisa terselubung oleh kepandaian manusia dalam membungkus rapat-rapat apa yang ada dalam hatinya. Sepandai-pandainya manusia menyembunyikan apa yang ada dalam hatinya dengan segala tipu dayanya, sungguh Allah akan tahu hakikat niat yang sebenarnya.
Sehubungan dengan ini, banyak sekali hadits yang menerangkan, memang keihklasan dalam beramal dan beribadah itu benar-benar menjadi barometer atas sah dan tidaknya ibadah-ibadah tersebut. Sedang untuk menetapkan ikhlas dan tidaknya seseorang, tidaklah ditentukan oleh orang yang bersangkutan, tidak pula oleh orang lain. Sebab ikhlas adalah urusan dan tugas hati dan cuma Allah saja yang tahu pendirian hati para hambaNya.
Pesan Rasulullah tentang ikhlas
Sebagai penutup, kita muatkan di sini serangkaian wasiat Rasulullah tentang ikhlas itu, sebagai berikut:
“Aku telah diberi wasiat oleh khalilku dengan empat macam kalimat yang bagiku semua lebih kucintai dari dunia dengan segala isinya. Beliau berkata kepadaku:
1. Kokoh-kokohkanlah buatan kapalmu, sebab lautan amat dalam sekali.
2. Perbanyaklah perbekalanmu sebab perjalanan bukan main panjangnya.
3. Ringankanlah punggungmu untuk memikul, sebab halangan dan rintangan amat banyak dan hebat sekali.
4. Ikhlaskanlah amalanmu, sebab mata pengontrolannya amat sangat tajamnya.
Dari urutan pesan Nabi ini, nyata benar bahwa ikhlas mempunyai peranan penting untuk menentukan. Andai kapal yang akan ditumpangi melayari lautan hidup sudah demikian kuat dan kokoh konstruksinya, bekalpun sudah lengkap dan berlebihan, sedang bahu sudah siap sedia memikul segala beban yang berat, namun pelayaran itu tak juga akan diberkahi kalau tidak dijiwai oleh semangat ikhlas.
0 komentar:
Posting Komentar